“DUNIA ini adalah persinggahan. Hidup hanya sementara. Tak ada yang kekal di dunia.”
Kalimat-kalimat itu sudah tak asing diperdengarkan di telinga kita. Dewasa ini, banyak orang yang menghabiskan waktu dengan pekerjaan yang sia-sia. Ada pula yang sekedar menjalani rutinitas seperti air yang mengalir begitu saja. Aman, nyaman, dan tanpa beban. Akan tetapi, pernahkah terbersit dalam benak kita tentang makna hidup yang sesungguhnya?
Kehidupan ibarat sebuah oase dan pohon yang rindang di tengah-tengah padang pasir. Manusia melakukan perjalan dan menemukan “kehidupan” tersebut. Ia singgah untuk minum dan berteduh di bawah pohon kemudian beristirahat sejenak. Namun, tak selamanya ia berada di sana. Masih ada perjalanan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan akhir.
Menurut Islam, makna hidup yang sesungguhnya dijabarkan lebih luas dan lebih mendalam. Manusia hidup di dunia bukan hanya semata-mata menikmati apa yang telah diberikan Allah Swt. Seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allāh swt..
Salah satu upaya untuk memaknai hidup yang sesungguhnya adalah membuat diri kita bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia ialah yang memberi manfaat bagi orang lain.”Dengan memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Menjadi bermanfaat bagi orang lain, seorang muslim diwajibkan untuk beribadah, bekerja, berkarya, berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Melakukan pekerjaan yang menantang akan lebih banyak memberi manfaat kepada orang lain. Terlalu betah berlama-lama dalam zona nyaman hanya akan menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Semakin tinggi kreativitas, inovasi, komunikasi, dan kemampuan pemecahan masalah, semakin banyak manfaat yang akan diberikan bagi kebaikan orang banyak. Hidup bukanlah tentang siapa yang pintar, siapa yang kaya, dan siapa yang punya jabatan. Tapi, hidup ialah mengenai apa yang telah kita lakukan untuk kebaikan orang banyak. Menjadi bermanfaat untuk Allāh swt. dan sesama manusia adalah makna hidup yang sesungguhnya.Saudaraku agar kita benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita.
والله أعلمُ