Nasihat Pernikahan di Momen Spesial Sahabat Saya

nasihat pernikahan

Nasihat Pernikahan – Pertama saya ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Sahabat saya yaitu Ardito Wahyu Prakoso dengan Mbak Mardhatillah teriring doa Barakallahu laka wabaraka ‘alaika wajama’a bainakuma fii khoir. Alhamdulillah saya bisa mengikuti serangkaian acara pernikahannya dari persiapan sampai akhir. Ikut senang dan haru rasanya mereka bisa sampai di titik ini.

Okey lanjut :), seperti biasa didalam serangkaian acara pernikahan terdapat khutbah nikah sebagai nasihat pernikahan atau reminder. Baik untuk pengantin maupun yang hadir dalam acara pernikahan. Akad nikah merupakan acara yang suci agung sakral yang mengubah segalanya. Merubah status yang haram jadi halal, yang tidak boleh menjadi boleh bahkan jadi tanggung jawab dan kewajiban, dengan akad nikah akan terjadi perpindahan tanggung jawab. Selama ini, calon perempuan adalah tanggung jawab keluarganya, orangtuanya, saudara-saudaranya sama sekali tidak ada tanggung jawab calon laki-laki. Tapi ketika akad sudah dilaksanakan, maka calon perempuan akan menjadi tanggung jawab pihak laki-laki yang harus dipertanggungjawabkan kepada keluarganya, kepada masyarakat, dan dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala.

Kepala KUA memberi nasihat pernikahan pentingnya meluruskan niat, menata niat dalam hati yang paling dalam bahwa menikah semata-mata untuk ibadah kepada Allah. Maka insyaaAllah apabila terjadi pernikahan diantara 2 umat islam, yang menyaksikan dan mendoakan mereka berdua bukan hanya kita manusia tapi Allah menurunkan malaikat untuk mendoakannya. Oleh karena itu tata niat nikah maka rumah tangga akan bernilai ibadah, diridhoi dan dimudahkan urusannya.

Ketika Rasulullah mau menihkahkan putri tercintanya dengan sayyidina Ali beliau berpesan

‘Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.” (Al Hadis).

Beliau menyampaikan artinya tidak ada orang tua yang rela anaknya disakiti. Oleh karenanya ingatlah saat nanti kita menyakiti perempuan yang kita nikahi maka kita juga menyakiti ayahnya dan keluarganya.

Di dalam suatu pernikahan pasti akan ditemukan perbedaan, orangnya, pemikirannya, kebiasaannya, perbedaan itu yang akan menjadi masalah dalam rumah tangga. Permasalahan dalam rumah tangga itu sunnatullah. Sunnatullah itu siapapun orangnya, apapun pangkat dan pekerjannya pasti bertemu dengan permasalahan keluarga. Beliau menyampaikan “jangan dikira saya kepala KUA, ngajar dimana mana tidak punya masalah, sama saya juga bertengkar dengan istri sebagai bumbu dari kehidupan”. Bertengkar itu biasa tapi jangan jadikan itu kebiasan. apabila kalian bertemu masalah keluarga ingat QS An-Nisa Ayat 19 yang artinya:

“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya”

Perlakukan istri dengan cara yang makruf adil bijaksana. Apabila nantinya ada yang kurang berkenan atau ada masalah maka bersabar dan musyawarahlah.

Tambahan saja bahwa sederhananya bahagia dalam sebuah hubungan itu kita sendiri yang ciptakan. Konflik memang tidak bisa dihindarkan tapi dewasa ketika menyelesaikan masalah itu sangat diperlukan. Hingga sebesar apapun tantangan yang dihadapi dalam sebuah hubungan akan tetap jatuh hati berulang kali pada satu sosok yang sama.

Writer : Me dan Adek Tercinta (Nuril Aulia Naiza Ulfa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *